Kunjungan Pondok Pesantren: "Jiwa Penopang Langkah Manusia"

Kunjungan Ku ke Pondok Pesantren dan Madrasah 

yang ada di Surabaya



Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah di Surabaya


    Kunjungan saya ke Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah di Surabaya ini saya lakukan pada 28 November 2022, kunjungan saya lakukan bersama 5 teman saya, gambar di atas adalah pintu gerbang utama pondok pesantren. Pertama kali datang ke lokasi saya takjub dengan lokasinya karena pertama kali datang bahkan sebelum saya memakirkan sepeda motor, saya sudah disuguhkan betapa indahnya Masjid yang berkubah biru tepat di depan pintu gerbang utama. Sebelum masuk ke pondok pesantren, saya harus meminta izin dan menyampaikan maksud kedatangan saya ke petugas yang ada di pos keamanan.  Kebetulan waktu saya datang ke sana sudah masuk waktu Adzan untuk salat Dzhuhur sehingga saya dipersilahkan untuk masuk terlebih dahulu untuk menunaikan salat.


    Sebelum saya menunaikan salat Dzhuhur, saya harus mengambil wudhu. Tempat mengambil wudhu di Pondok Pesantren (PonPes) ini ada di tengah-tengah gedung yang berkaca biru (gedung pengurus pesantren) dan gedung bercat putih (gedung asrama santri). Tempat mengambil wudhu tersebut memang dikhususkan untuk tamu dan santri laki-laki. Di Pondok Pesantren ini terdapat pemisahan antara laki-laki dengan perempuan baik itu kamar tidur, tempat wudhu, dan lain-lain. Selesai saya dengan teman saya mengambil air wudhu untuk salat Dzhuhur, ada beberapa kejadian yang membuat saya kagum lagi terhadap adab atau sopan santun yang dilakukan santri-santri di sana yaitu saya saat itu pergi mengambil air wudhu dengan membawa tas karena saya kebingungan meletakkan tas saya dan kebetulan kunci motor saya taruh di dalam jaket sehingga saat saya meletakkan tas tidak sengaja tas saya menyenggol kunci motor yang saya masukkan ke dalam saku jaket sehingga membuatnya jatuh, kemudian selesai wudhu kunci saya diberikan oleh salah satu santri laki-laki di tempat wudhu itu dan mengatakan "Mas, ini kuncinya mas tadi jatuh" (Sambil membungkukkan badan).


    Saya mengambil wudhu, saya langsung pergi ke masjid dengan melalui batu-batu yang sudah ditata rapi. Tujuan batu-batu ditata seperti gambar di atas yaitu tempat jalan yang mempermudah santri-santri yang selesai wudhu langsung menuju ke masjid tanpa rasa khawatir kakinya kotor terkena najis dan sejenisnya. 


    Selesai melaksanakan salat Dzhuhur, ada kegiatan berdzikir seperti biasanya, Masjid ini sangat luas dan cukup untuk santri-santri yang ada di sana. Tempat salat di Masjid ini juga pastinya dibedakan antara santri laki-laki dengan perempuan. Fasilitas untuk Masjidnya sangat bagus seperti lantainya bersih, kipas anginnya ada banyak kira-kira ada 5-7 kipas, dan ada beberapa rak buku yang berisikan Al Qur'an, dan kitab-kitab lainnya. Fasilitas-fasilitas ini sangat berguna dan memadai bagi santri sebagai tempat belajar dan istirahat di Masjid sehingga santri/santriwati selesai salat dapat kembali ke kamar atau istirahat di Masjid sambil menghafal hafalannya.



    Selesai saya salat, saya langsung pergi tempat yang biasanya digunakan para santri dan pengurus untuk acara atau biasanya disebut dengan Aula. Di Aula saya dan teman-teman saya menunggu seseorang pengurus seperti 2 guru BK. Saya memang sudah membuat janji untuk saling bertemu dalam hal kepentingan wawancara dalam mengenal lebih jauh tentang kegiata, program, dan layanan yang ada di Pondok Pesantren kepada santri dan santriwatinya. Saat wawancara guru BK bercerita bahwa Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini merupakan sebuah pondok pesantren tradisional yang memiliki pendidikan formal yaitu Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini mengharuskan agar santri atau siswanya untuk menetap atau menginap selama santri masih belajar di pondok pesantren.

 Waktu kegiatan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini dilakukan untuk berbagai hal dengan rincian sebagai berikut :

 Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini memiliki visi dalam mendidik santrinya untuk mensuritauladani Akhlaqul Karimah Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalaam, meneruskan perjuangan Salafush Sholih, terdepan dalam berilmu dan beragama serta mampu menghadapi tantangan zaman. Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini tidak pernah menolak santri untuk masuk pondok pesantren. Santri dan santriwati di Pondok Assalafi ini memiliki warna seragam yang sama yaitu warna putih. Warna putih ini memiliki arti suci. Seragam ini berupa jubah putih untuk laki-laki dan seragam seperti biasa dengan bawahan rok berwarna putih. Pakaian atau seragam ini digunakan oleh santri atau santriwati dalam berbagai kegiatan baik itu kegiatan di pondok maupun kegiatan di sekolah (PDF). Gambar di atas berisi tentang daftar program atau kegiatan setiap harinya sedangkan untuk program atau kegiatan mingguan dan tahunan untuk santri/santriwati di Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) yaitu acara manaqib setiap ahad awal. Kegiatan-kegiatan seperti gambar di atas merupakan kegiatan yang dilakukan santri/santriwati di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini yang dapat dikatakan cukup padat tetapi disela-sela kegiatan-kegiatan tersebut terdapat jam istirahat yang dapat digunakan santri/santriwati untuk beristirahat atau bermurajaa’ hafalannya.

        Pembelajaran yang diberikan oleh Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa yang positif untuk kegiatan sehari-hari ini terletak pada cara melatih santri/santriwati dalam hidup mandiri dalam merawat dirinya sendiri dan hidup mandiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Pembelajaran tersebut juga perlu pengawasan berupa program-program dari pihak Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) supaya pembelajaran dapat terjadi. Pihak-pihak tersebut seperti wali kelas, guru BK, petugas kamar, petugas keamanan, dan lain sebagainya sedangkan program-programnya berupa bentuk edukasi, bentuk pencegahan, dan bentuk penyelesaian atau pengentasan masalahnya. Contoh program peraturan yang ada di Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) ini seperti ada sistem poin bagi santri dan santriwati yang melanggar. Jumlah maksimal poin pelanggaran yang dimiliki oleh santri/santriwati yaitu 250 poin, rincian poin pelanggaran ini dinilai dari ringan dan beratnya pelanggaran yang dilakukan serta oleh santri/santriwati jika jumlah poin yang dimiliki santri/santriwati sudah mencapai batas maksimal maka santri/santriwati ini dikeluarkan dari Pondok Pesantren maupun Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Assalafi Al Fithrah Surabaya sedangkan santri/santriwati yang masih memiliki poin pelanggaran dan masih belum mencapai batas maksimal maka poin tersebut tetap ditunjukkan ke orang tua santri/santriwati. Sistematis pelaksanaan program ini lebih dominan dilakukan oleh guru BK. Guru BK yang memiliki kemampuan di bidangnya ini terdapat 2 orang sehingga sistematis penulisan dan penanganan ini yaitu santri/santriwati yang ketahuan melanggar kemudian dilaporkan ke ustadz/ustadzah pengajar atau pengasuh kamar jika ustadz/ustadzah pengajar atau pengasuh kamar belum mampu menyelesaikannya maka pelanggaran santri/santriwati diarahkan ke petugas lainnya seperti petugas KANTIB atau bullying selain program sistem poin di atas yang merupakan bentuk preventif. Ada juga program yang disusun yang bertujuan dalam bentuk edukasi dan bentuk preventif atau pencegahn yaitu guru BK profesional dan pihak-pihak lain yang sudah di organisasikan ini memiliki kewajiban untuk masuk ke setiap kamar santri/santriwati untuk memberikan sebuah edukasi dan pencegahan tentang materi tertentu seperti materi bullying. Materi ini dilakukan oleh pihak-pihak yang bertugas ke setiap kamar santri/santriwati di setiap malamnya sesuai jadwal yang telah diatur dan setiap kamar memiliki kewajiban mendapatkan satu pemberian materi dari petugas selama satu semesternya. Jadwal pemberian materi bimbingan tersebut yaitu pemberian materi di malam hari untuk laki-laki dilakukan pada hari Senin, Selasa, dan Jumat sedangkan untuk perempuan dilakukan pada hari Rabu dan Kamis di malam hari. Pelaksanaan program-program seperti pemberian materi di setiap kamar pada setiap malamnya dan pelaksanaan program berupa sistem poin pelanggaran dapat dikatakan berjalan dan membuahkan hasil seperti santri/santriwati lebih memilih giat belajar dan menuntut ilmu daripada memilih melanggar peraturan yang ada di Pondok dan Pendidikan Diniyah Formal di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya.


    Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya ini merupakan sebuah pondok pesantren tradisional yang memiliki pendidikan formal yaitu Pendidikan Diniyah Formal (PDF). PDF ini memiliki  beberapa tingkat pendidikan yaitu Wustha’ (setara dengan SMP) dan Ulya (setara dengan SMA). Saya merasa kagum pada santri/santriwati PDF khususnya tingkat Wustha’karena usia santri/santri merupakan kategori usia remaja, usia remaja ini memiliki tingkat emosi dan ego yang besar dan tidak mudah untuk dikontrol tetapi justru santri/santriwati yang berada ditingkat Wustha’ terutama santri/santriwati yang berada di kelas 7 yang mau mengorbankan masa bermain dan mau mengalahkan egonya untuk bisa belajar di Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Formal. Fenomena tersebut sering terjadi dan tidak bisa diingkari bahwa santri/santriwati mau melakukan kedua hal tersebut secara terpaksa di masa remajanya terutama bagi santri/santriwati yang baru saja mendaftar maupun santri/santriwati yang sudah lama belajar di sana karena keterpaksaan ini yang terkadang membuat rasa santri merasa kangen dengan perlakuan dan kondisi di rumah atau kampung halamannya. Permasalahan seperti ini sangat mudah sekali bagi guru BK yang ada di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, salah satu cara  yang dilakukan oleh guru BK disana yaitu mengajak ngobrol dan bercanda santri/santriwati sampai santri/santriwati lupa tentang kejadian atau sesuatu yang membuat santri/santriwati dengan perlakuan dan kondisi di rumah atau kampung halamannya. Saat saya mengunjungi dan wawancara dengan guru BK di sana, guru BK tersebut berkata bahwa “Gini mas, kalau mas menemukan permasalahan seperti santri/santriwati kangen sama rumah atau kampung halamannya, maka mas nya justru jangan mengajak ngobrol anak tersebut tentang alasan dia kangen atau menanyakan apapun itu yang membuat santri/santriwati tersebut kangen karena pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya akan membuatnya semakin rindu dengan rumah atau kampungnya tetapi caranya yaitu ajak lah dia jalan ke masjid atau ajak dia bercanda-canda sampai anak tersebut lupa tentang sesuatu yang dipikirkannya”. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tempat pendidikan yang mengajarkan tentang Ilmu Agama Islam seperti Pondok Pesantren ini sangat tepat karena siswa atau anak-anak kita yang di masukkan ke sini akan mendapatkan pembelajaran yang penting dalam memperbaiki dan mendapatkan jiwa yang positif dalam melangkah atau bertingkah laku dalam kehidupannya sehari-hari seperti hidup mandiri dalam merawat dirinya sendiri dan hidup mandiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya, serta bagian terpenting yaitu siswa atau anak-anak kita dapat memperdalam ilmu Agama Islamnya yang berguna kelak di akhirat dan kehidupan sehari-harinya.

Oke....Cerita tentang kunjungan saya kedua, saya ke tempat pendidikan jiwa penopang langkah manusia yaitu SMA Islam Luqman Al-Hakim di Surabaya
Terima kasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kunjungan Madrasah: "Jiwa Penopang Langkah Manusia"

SMA Luqman Al-Hakim di Surabaya Jl. Kejawan Putih Tambak VI No.1, Kejawaan Putih Tamba, Kec. Mulyorejo, Kota SBY, Jawa Timur 60112      Kunj...

Postingan Populer